Minggu, 30 April 2017

Marakesh

Marakesh 

Rasanya aku mula-mula mendengar nama Marakesh dari nyanyian kelompok Boney M di tahun 1980an di sebuah judul lagunya, Ride To Agadir. 'They rode in the morning. Casablanca to the west. On the Atlas Mountain foothills leading down to Marakesh....' Lagu di jaman masih 'jahil' dulu. Tidak pernah terbayangkan aku akan menginjak bumi Marakesh.

Sang menantu yang memang sangat senang berpetualang di Eropah dan sekitarnya, di saat dia berdinas di Perancis sekarang, bertanya apakah kami (aku dan istri) berminat mengunjungi Maroko. Kami tidak buru-buru mengiyakan meski tidak pula menolak. Tapi ternyata dia mengartikan bahwa kami setuju. Dia telah menyiapkan segala sesuatunya. Waktu kami sampai di Pau, dia memberitahu bahwa perjalanan ke Marakesh direncanakan tanggal 24 April.

Itulah yang kami lakukan mulai hari Senin tanggal 24 April. Kami meninggalkan Pau jam sepuluh pagi menuju Paris untuk selanjutnya terbang ke Marakesh di sore hari. Penerbangan dari Paris ke Marakesh selama tiga jam dengan maskapai EasyJet. Bandaranya bernama Menara, cukup besar dan moderen. Tidak banyak pesawat yang parkir dan tidak ada satupun pesawat Air Maroko. Tidak diperlukan visa dan kita hanya diharuskan mengisi kartu embarkasi. Pemeriksaan di imigrasi lancar.

Di luar bandara banyak orang (penjemput) memegang kertas bertulisan nama orang yang mereka jemput. Termasuk sopir yang dikirim oleh penginapan, memegang kertas bertuliskan nama menantu. Kami langsung  diantarnya ke penginapan yang terletak di pinggiran kota. Kami lalui jalan raya yang lumayan ramai. Melintasi bangunan-bangunan yang khas berwarna coklat tua. Melintasi bagian kota yang dikelilingi tembok juga berwarna coklat. Dan ada lobang-lobang untuk burung bersarang di pagar itu. 

Mendekati tempat penginapan kami lalui jalan sedikit berbatu di tengah lapangan berpasir yang ditumbuhi pohon-pohon kurma tua.Tempat menginap itu bernama Domaine Abiad. Entah bagaimana caranya menantuku mendapatkan informasi tentang tempat menginap ini yang ternyata adalah sebuah rumah sangat besar. Bangunannya bersih dan sangat terawat. Ada beberapa buah rumah yang sama dalam komplek ini.  

Kami makan malam yang juga sudah dipesan di penginapan ini. Tajin, makanan khas Maroko dengan potongan daging besar-besar yang dimasak dengan rempah-rempah. Aku menyukai makanan yang dikenal sebagai kus-kus ini.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar