Sabtu, 07 April 2018

Peringatan Allah Dalam Setiap Kematian

Peringatan Allah Dalam Setiap Kematian   

Ketika mengamati kematian siapapun di sekitar kita, bagiku memang selalu sangat menyentak ke dalam hatiku. Bahwa ini adalah suatu giliran yang selalu bergulir dan pada waktunya pasti akan sampai kepadaku. Cerita tentang kematian ini cukup sering aku tulis dalam catatan harian ini.

Malam Jum'at kemarin, seorang jamaah mesjid kami, rekan sama mengaji tafsir Al Quran setiap Sabtu sore, yang beberapa hari sebelumnya terlihat sehat wal'afiat, bahkan pekan lalu baru pulang dari perjalanan wisata ziarah bersama rombongan jamaah mesjid kami, meninggal dunia. Bukan hanya aku, tapi banyak jamaah lain terkaget-kaget mendengar pengumuman yang dibacakan melalui pengeras suara mesjid, begitu kami sampai di rumah dari shalat isya berjamaah, bahwa bapak MR baru saja meninggal dunia. Kami saling bertelepon mendengar pengumuman ini untuk mencari kesahihan berita itu. Dan tidak ada yang tahu persisnya. 

Sekitar dua pekan yang lalu, kami mengunjungi warga komplek jamaah mesjid yang sedang sakit dan dirawat di rumah. Ada lima orang. Di kunjungan terakhir pak MR ikut hadir dan bercerita kepadaku bahwa ada seorang kenalannya yang sakitnya hampir sama dengan bapak T yang kami kunjungi. Di antara lima orang jamaah yang kami kunjungi itu ada yang sudah lebih setahun sakit. Pak MR sangat sehat ketika itu. Tapi itulah yang terjadi, kalau waktunya sudah sampai. Beliau yang sangat jarang sakit, menurut cerita istrinya hanya beberapa hari saja mengeluh tidak enak badan. Hari Kamis dibawa ke rumah sakit dan oleh dokter disuruh opname. Ternyata malamnya sekitar jam tujuh, beliau sudah dijemput malaikat maut. 

Di malam yang sama, puteri sulungku berbagi cerita, bahwa teman anaknya (teman cucuku Rayyan) yang duduk di kelas satu SD baru pula meninggal. Kevin nama anak itu, kena demam berdarah dan dirawat di rumah sakit. Hari Kamis pagi, masih masih menyibukkan dirinya menghafalkan surat-surat juz Amma untuk sertifikasi di sekolahnya. Hari Kamis sore masih berbincang-bincang dengan orang tuanya. Lalu tiba-tiba nafasnya sesak. Oleh dokter dicoba menolongnya. Tapi ternyata itu adalah saat-saat tarikan nafasnya yang terakhir. 

Aku tidak kenal orang tuanya. Hanya mendengar cerita saja. Meleleh air mataku. Begitu kalau ketetapan Allah sudah jatuh. Aku hanya berkomentar singkat pada pesan WA membalas pesan si Sulung. 'In sya Allah si Kevin itu akan jadi penghuni jannah.'

Berbagai cara dan kejadiannya ketika malaikat maut datang menjemput. Yang bagiku sekali lagi selalu menyentak. Giliranku pasti akan sampai. Terbayang di pikiranku, akupun akan terbujur kaku seperti itu. 'Allahumma inni as aluka husnul khaatimah.....' (Ya Allah, aku memohon kiranya diberi akhir kehidupan yang baik.)

****

                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar