Rabu, 19 Juli 2017

Bercerminlah Atau Coba Lihat Mereka-mereka Yang Seusiamu!

Bercerminlah Atau Coba Lihat Mereka-mereka Yang Seusiamu!  

Kadang-kadang kita terlena. Merasa masih muda juga. Atau paling tidak merasa masih seperti beberapa puluh tahun yang lalu, ketika tulang masih kuat, kulit masih kencang, rambut masih hitam. Padahal.... Sekarang hari sudah semakin sore. Sudah semakin dekat matahari akan terbenam. Kadang-kadang, ada saja orang yang seperti tidak terlalu peduli dengan perubahan yang terjadi pada fisiknya. Tidak memberi peringatan apapun baginya mengalami kemerosotan kondisi tubuhnya. Bahkan dia berusaha untuk tetap terlihat muda dan gagah. Dengan memoles tubuhnya dimana mungkin, seperti menghitamkan rambut.

Tapi tidak semua bagian tubuh dapat dipoles-poles. Yang paling mudah barangkali memang mengecat rambut. Tapi kulit yang kendor, atau gigi yang sudah pada rontok, lebih sulit menyembunyikannya. Atau tulang-tulang yang sudah tidak lagi lincah dibawa mendaki tangga. Ngilu rasanya di lutut dan di persendian kaki.

Ini adalah tanda-tanda, bagi yang mau menyadari. Memang seperti itulah ketetapan Allah seperti difirmankan-Nya pada surat Rum ayat 54; 'Allah yang telah menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian menjadi kuat, kemudian menjadi  lemah dan beruban....' 

Lalu masih jugakah kita terlalu terikat kepada nostalgia masa muda? Terlalu mencintai kehidupan ini? Yang padahal sudah semakin banyak yang tidak bisa dinikmati?

Bercerminlah. Dan jujurlah. Perhatikanlah setiap gurat dan keriput di wajahmu. Atau rambut-rambut putih di kepalamu. Memang ada di antara kita yang meski sudah berumur lanjut masih merasa sehat. Bahkan masih sanggup berolahraga tennis atau golf. Cobalah menoleh ke mereka-mereka yang seusia. Bukan untuk menjadi takabur karena masih lebih sehat. Lihat wajah-wajah mereka yang sudah sangat lemah. Hanya untuk sekedar mengingat bahwa engkau seusia dengannya. Artinya, kalau mereka sudah menjelang finish, engkaupun sebenarnya sama, sedang menjelang finish juga.  

Di saat-saat senja begini, makin terasa bahwa dunia ini hanya sebuah  persinggahan sementara. Usia enam puluh, tujuh puluh, delapan puluh tahun itu ternyata hanya sangat sebentar....

****                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar