Minggu, 08 Januari 2017

Memperbaiki Tajwij Melalui WA

Memperbaiki Tajwij Melalui WA

Banyak hal-hal baik yang dapat dilakukan dengan whatsapp. Termasuk di antaranya mengaji bergiliran atau mentadarus al Quran bergantian melalui gadget dan merekamnya lalu dikirimkan untuk didengarkan oleh anggota grup. Ada grup orang sekampung kami (yang sebagian besar tinggal di perantauan), lalu ada yang memulai mengirimkan bacaan al Quran untuk disimak. Yang lain mulai ikut. Akhirnya terkumpul beberapa orang dan mereka bersepakat untuk melakukan pembacaan al Quran itu secara berkesinambungan. Masing-masing membaca dua atau tiga ayat. 

Mula-mula aku hanya mendengarkan saja bacaan-bacaan para dunsanak tersebut. Ternyata banyak yang tidak fasih. Tidak tepat panjang pendek bacaan, tertukar huruf yang satu dengan huruf yang lain, tidak mengerti kaidah tajwij dan sebagainya. Kita tahu bahwa huruf hijaiyah (huruf al Quran) itu banyak yang mirip kalau dibandingkan dengan huruf latin yang kita kenal. Misalnya ada dal (d) dengan dhad (dh), ada ta (t) dengan tha (th), sin (s) dengan syin (sy) dengan shad (sh) bahkan dengan tsa (ts). Ada qaf (q) dengan kaf (k) dan sebagainya. Lidah kita yang sudah terbiasa mengucapkan sarat (bukan syarat) atau mengatakan serikat (bukan syerikat) atau mengatakan wuduk (bukan wudhuk) bahkan mengatakan izin jadi ijin atau rezeki jadi rejeki, cenderung untuk keliru dalam melafadzkan huruf-huruf al Quran. 

Aku mencoba membetulkan bacaan dari satu dua orang. Alhamdulillah, mereka menghargai pembetulan dan meminta agar aku mengoreksi bacaan-bacaan berikutnya. Akhirnya kami membuat grup sendiri untuk peserta tadarus, begitu kami menyebutnya. Ada sekitar dua puluhan orang dalam grup ini tapi yang benar-benar aktif kurang dari separonya. Ada yang sudah sangat fasih bacaannya, ada yang masih perlu banyak dikoreksi. Alhamdulillah dengan melakukan tadarus ini setiap hari, terlihat kemajuan pada yang tadinya masih tertatih-tatih bacaannya.   

Di mesjid komplek perumahan kami, ada lima enam orang bapak-bapak yang biasa melakukan tadarus pula setiap malam Jum'at. Kegiatan ini sudah kami lakukan cukup lama. Tujuannya mula-mula adalah untuk memperbaiki bacaan bapak-bapak tersebut yang juga agak banyak kelirunya. Perbaikan bacaan di kalangan bapak-bapak ini kurang efektif. Pertama karena beliau-beliau ini memasang target jumlah yang dibaca (harus satu 'ain). Yang kedua terlalu banyak yang harus dikoreksi dan kalau semua dibetulkan umumnya menimbulkan ketidak nyamanan bagi yang membaca. Yang ketiga waktunya hanya sekali seminggu. 

Aku menawarkan tadarus melalui WA pula kepada bapak-bapak tersebut, persis seperti yang kami lakukan di grup, karena kami juga punya grup jamaah masjid. Sayang sementara ini belum ada tanggapan.  

**** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar